BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Melihat berbagai fakta yang terjadi saat ini,
tidak sedikit para pemuda zaman sekarang yang terjerumus ke dalam lembah
perzinahan (Free sex). Hal ini disebabkan terlalu jauhnya kebebasan mereka
dalam bergaul, faktor utama masalahnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat saat
ini terhadap batas-batas pergaulan antara pria dan wanita. Disamping itu
didukung oleh arus modernisasi yang telah mengglobal dan lemahnya benteng
keimanan kita yang mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa penyeleksian yang
ketat. Kita telah mengetahui bahwa sebagian besar bangsa barat adalah bangsa
sekuler, seluruh kebudayaan yang mereka hasilkan jauh dari norma-norma agama.
Hal ini tentunya bertentangan dengan budaya Indonesia yang menjujung tinggi
nilai agama dan pancasila. Tidak ada salahnya jika kita mengatakan pacaran
adalah sebagian dari pergaulan bebas. Saat ini pacaran sudah menjadi hal yang
biasa bahkan sudah menjadi kode etik dalam memilih calon pendamping. Fakta
menyatakan bahwa sebagian besar perzinahan disebabkan oleh pacaran.
Latar belakang kami membuat laporan
ini adalah ingin mengetahui bahayanya pergaulan bebas di kalangan remaja pada
zaman yang modern ini. Dan kenapa para remaja dapat melakukan hal tersebut. Dan
uraian diatas ini membuktikan betapa hancurnya moralitas dikalangan remaja.
Dengan pertanyaan-pertanyan yang begitu banyaknya tentang pergaulan bebas, maka
kami memutuskan untuk membuat laporan dan menganbil tema ini. kami mengambil
tema ini atas usulan bersama yang mengomentari tentang masalah pergaulan bebas
di kalangan remaja pada saat ini. Menurut kami tema ini cocok dengan kehidupan
remaja pada saat ini yang lebih mengutamakan kepentingan pribadinya. Dan tema
yang penulis pakai yaitu : BAHAYANYA PERGAULAN BEBAS DI KALANGAN REMAJA .
1.2. Rumusan Masalah
Dan
sesuai urain di atas yang menyangkut tentang moralitas pada remaja pada saat
ini yang menjadi asal mula pergaulan bebas atau free sex. Maka kami merumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Apakah yang di maksudkan pergaulan bebas di kalangan remaja itu ?
2.
Apa dampak yang di timbulkan dari pergaulan bebas ?
3.
Bagaimanakah cara menanggulangi hal tersebut agar tidak terjadi secara terus
menerus ?
1.3. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui dampak-dampak dari pergaulan bebas tersebut.
2.
Untuk mengetahui apa sebenarnya yang di maksud pergaulan bebas itu.
3.
Untuk menginformasikan kepada para remaja bahwa betapa berbahayanya sex bebas ( free sex ) itu.
4.
Ingin mengetahui apa penyebab pergaulan bebas banyak menghinggapi remaja.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pergaulan Dikalangan Remaja
Remaja
dengan segala perubahan dan fakta-fakta remaja lainnya memang selalu menarik
untuk dibahas. Masa remaja adalah masa yang paling berseri, karena di masa
remaja terjadi proses pencarian jati diri. Ini bertentangan dengan persepsi
umum yang mengatakan bahwa remaja merupakan kelompok yang biasanya tidak berada
dengan kelompok manusia yang lain, ada yang berpendapat bahwa remaja adalah kelompok orang-orang yang
sering menyusahkan orang tua. Karena sebenarnya remaja merupakan kelompok
manusia yang penuh dengan potensi berdasarakan catatan sejarah remaja Indonesia
yang penuh vitalitas, semangat patriotisme yang menjadi harapan penerus bangsa
Kita
juga tidak boleh lupa bahwa masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa
yang penuh dengan berbagai pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru
sebagai bekal untuk mengisi kehidupan mereka kelak. Di saat remajalah proses
menjadi manusia dewasa berlangsung. Pengalaman manis, pahit, sedih, gembira,
lucu bahkan menyakitkan mungkin akan dialami dalam rangka mencari jati diri.
Sayangnya, banyak diantara mereka yang tidak sadar bahwa beberapa pengalaman
yang tampaknya menyenangkan justru dapat menjerumuskan.
Dalam
kehidupan para remaja sering kali diselingi hal-hal yang negatif dalam rangka
penyesuaian dengan lingkungan sekitar baik lingkungan dengan teman temannya di
sekolah maupun lingkungan pada saat dia di rumah. Rasa ingin tahu dari para remaja
kadang-kadang kurang disertai pertimbangan rasional akan akibat lanjut dari
suatu perbuatan. Dan disanalah para remaja banyak yang terjebak dalam beberapa
perilaku menyimpang yang lazim disebut dengan kenakalan remaja.
Kenakalan
remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku
menyimpang. Dalam perspektif perilaku
menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari
berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma sosial yang berlaku.
Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat
membahayakan tegaknya sistem sosial.
2.2. Bahaya Pergaulan Bebas
Perilaku
menyimpang dikalangan remaja atau yang biasa desebut dengan kenakalan remaja
bentuknya bermacam-macam seperti perkelahian secara perorangan atau kelompok,
tawuran pelajar, mabuk-mabukan, pemerasan, pencurian, perampokan, penganiayaan,
penyalahgunaan narkoba, dan seks bebas pranikah. Bentuk-bentuk kenakalan yang
demikian biasa disebut juga dengan pergaulan bebas.
Perilaku
yang penuh dengan kebebasan seringkali mengarah pada kenakalan yang sangat
mencemaskan Sangat menyedihkan saat perilaku ini mengakibatkan tingginya jumlah
penyimpangan dikalangan remaja. Penyimpangan-penyimpangan yang kasusnya makin
marak dan menarik untuk dibahas adalah pergaulan bebas atau lebih spesifiknya
disebut seks bebas.
Dari
tahun ke tahun kasus seks bebas di negeri ini makin banyak saja jumlahnya, dan
tak dapat dipungkiri bahwa sebagian pelakunya adalah remaja (pelajar dan
mahasiswa). Di berbagai media pemberitaan baik media massa ataupun media
elektronik, yang namanya kasus seks bebas selalu saja muncul. Inilah indikasi
bahwa seks bebas kasusnya makin marak.
Seperti
banyak orang bilang bahwa masa remaja merupakan masa yang rentan, seorang anak
dalam menghadapi gejolak biologisnya. Apalagi ditunjang dengan era globalisasi
dan era informasi yang sedemikian rupa menyebabkan remaja sekarang terpancing
untuk coba-coba mempraktekkan apa yang dilihatnya. Terlebih bila apa yang
dilihatnya merupakan informasi tentang indahnya seks bebas yang bisa membawa
dampak pada remaja itu sendiri. Nah dari sinilah kasus seks bebas di negeri ini
semakin hari semakin meningkat.
Lebih
parahnya tentang seks bebas, beberapa penelitian menunjukkan bahwa tujuh dari
dari sepuluh perempuan telah melakukan hubungan seksual sebelum berumur 20
tahun. Sementara satu dari enam pelajar perempuan aktif bergaul seks bebas.
Paling sedikit mereka berganti pasangan dengan empat laki-laki yang
berbeda-beda. Kenyataan tersebut menunjukkan betapa ironisnya kondisi remaja
kita saat ini.
Selain
beberapa data jumlah kasus seks bebas yang telah dituliskan di pendahuluan,
pakar seks juga specialis Obstetri dan Ginekologi Dr. Boyke Dian Nugraha
mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks
bebas semakin meningkat, dari sekitar lima persen pada tahun 1980-an, menjadi dua
puluh persen pada tahun 2000. Didukung juga hasil berbagai penelitian di
beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Palu dan
Banjarmasin. Bahkan di Palu, pada tahun 2000 lalu tercatat remaja yang pernah
melakukan hubungan seks pranikah mencapai 29,9 persen., sementara penelitian
pada tahun 1999 lalu terhadap pasien yang datang ke klinik pasutri, tercatat
sekitar 18 persen remaja pernah melakukan hubungan seksual pranikah.
Seperti
dikutip dari harian Republika yang memuat hasil survei Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia (PKBI) yang dilakukan pada 2003 di lima kota, di antaranya
Surabaya, Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta menyatakan bahwa sebanyak 85 persen
remaja berusia 13-15 tahun mengaku telah berhubungan seks dengan pacar mereka.
Ironisnya, hubungan seks itu dilakukan di rumah sendiri, rumah tempat mereka
berlindung dan sebagian besar mereka menggunakan alat kontrasepsi yang dijual
bebas, sebanyak 12 persen menggunakan metode coitus interuptus(mengeluarkan
sperma di luar organ intim wanita).
Meningkatnya
jumlah kasus seks bebas menyebabkan makin tingginya jumlah kehamilan yang tidak
diinginkan (KTD). Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) pada remaja menunjukkan
kecenderungan meningkat antara 150.000 hingga 200.000 kasus setiap tahun.
Bahkan beberapa survei yang dilakukan pada sembilan kota besar di Indonesia
menunjukkan, KTD mencapai 37.000 kasus, 27 persen di antaranya terjadi dalam
lingkungan pranikah dan 12,5 persen adalah pelajar.
Tingginya
angka kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), apalagi bagi kehamilan pranikah di
kalangan remaja erat kaitannya dengan meningkatnya jumlah aborsi saat ini.
Kasus aborsi remaja di Indonesia ternyata sangat mencengangkan. Angkanya melaju
sangat cepat bahkan melebihi jumlah aborsi di negara negara maju sekalipun.
Jumlah kasus aborsi di Indonesia setiap tahun mencapai 2,3 juta, 30 persen di
antaranya dilakukan oleh para remaja.
Selain
menimbulkan hal-hal berbahaya yang tidak diinginkan karena kasus aborsi, seks
bebas juga akan menyebabkan penyakit menular seksual, seperti sipilis, GO
(ghonorhoe), hingga HIV/AIDS, serta meningkatkan resiko kanker mulut rahim
untuk wanita. Bahkan jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17
tahun, risiko terkena penyakit tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali
lipat.
Kasus
AIDS sejak 2007 tedapat 2.947 kasus dan periode Juni 2009 meningkat hingga
delapan kali lipat, menjadi 17.699 kasus. Dari jumlah tersebut, yang meninggal
dunia mencapai 3.586 orang. Bahkan diestimasikan, di Indonesia tahun 2014 akan
terdapat 501.400 kasus HIV/AIDS. Penderita HIV/AIDS sudah terdapat di 32
provinsi dan 300 kabupaten/kota. Penderita ditemukan terbanyak pada usia
produktif, yaitu 15-29 tahun (usia remaja masuk di dalamnya).
Secara
garis besar, penyebab maraknya seks bebas sekarang ini antara lain; kurangnya kasih sayang orang tua yang akan
menyebabkan anak/remaja mencari
kesenangan di luar dan mereka akan bergaul bebas dengan siapa saja yang
mereka inginkan dan terkadang mereka mencari teman yang tidak sebaya yang
memungkinkan mereka akan terpengaruh dangan apa yang dilakukan orang dewasa.
Selain
itu peran dari perkembangan teknologi yang memberikan efek positif dan negatif
tidak dapat dipungkiri bahwa setiap individu dari kita merasa senang dengan
kehadiran produk atau layanan yang lebih canggih dan praktis. Tidak terkecuali
teknologi internet yang telah merobohkan batas dunia dan media televisi yang
menyajikan hiburan, informasi serta berita aktual. Di era kehidupan dengan
sistem komunikasi global, dengan kemudahan mengakses informasi baik melalui
media cetak, TV, internet, komik, media
ponsel, dan DVD bajakan yang berkeliaran di masyarakat, tentunya memberikan
manfaat yang besar bagi kehidupan kita, namun perkembangan iptek yang sangat
baik dan penting bagi perkembangan ilmu pengetehuan dan informasi para remaja,
namun saat ini remaja justru salah mempergunakan kecanggihan teknologi
tersebut, dan mereka menyelewengkan fungsi teknologi yang sebenarnya. Bahkan
tayangan televisi, media-media berbau porno( bahkan VCD dan DVD porno yang begitu
mudah diperoleh hanya dengan Rp 5.000), semakin mendekatkan para remaja itu
melakukan hubungan seks di luar nikah.
Semua
media informasi tersebut menyerbu anak-anak dan dikemas sedemikian rupa
sehingga perbuatan seks itu dianggap lumrah dan menyenangkan. Mulai dari
berciuman, berhubungan seks sebelum nikah, menjual keperawanan, gonta-ganti
pasangan, seks bareng, homo atau lesbi, semuanya tersedia dalam berbagai media
informasi
Dasar-dasar
agama yang kurang juga menjadi pendorong terhadap maraknya kasus seks bebas.
Hal ini terkadang tidak terlalu diperhatikan oleh orang tua yang sibuk dengan
segala usaha dan kegiatan mereka dan juga oleh pihak sekolah terkadang kurang
memperhatikan hal ini, karena jika remaja tidak mendapat pendidikan agama yang
baik mereka akan jauh dari Tuhan dan pasti tingkah laku mereka akan
sembarangan. Selain itu, tidak adanya media penyalur bakat dan hobi remaja juga
menjadi faktor maraknya kasus seks bebas.
Lain
dari hal di atas, seks bebas juga terjadi karena pola pikir yang dangkal dan
punya konsep diri rendah di kalangan remaja, seperti; tidak bisa mengatakan
”TIDAK” terhadap seks bebas (merasa takut diputus hubungan oleh
pacarnya/dijadikan alasan sebagai pembuktian cinta/pacar sudah membujuk rayu
sedemikian rupa, sampai akhirnya tidak bisa menolak). Bahkan ada yang
beranggapan dengan pernah melakukan seks, dianggap ‘Gaul’. Nah, akhirnya ada
beberapa orang malah sudah menjalaninya sebagai gaya hidup. Sudah biasa saja.
2.3. Upaya Pencegahan
Maka
dari itu diperlukan upaya penanggulangan dari segala pihak dengan langkah upaya
meningkatkan akses remaja terhadap informasi yang benar dengan merangkul
berbagai kalangan, termasuk media massa. Karena seks bebas di kalangan remaja
merupakan tanggung jawab kita bersama. Mereka adalah asset yang harus kita bina
mental dan moralitasnya. Budaya seks bebas dan gaya hidup nyeleweng akibat
adanya westernisasi harus kita kikis bersama.
Salah
satu upaya untuk menanggulangi maraknya seks bebas di kalangan remaja,
(khususnya penghuni kos yang biasa jadi tempat ”beraksi” pelajar dan mahasiswa)
selain perlu dilakukan pengawasan yang ketat dan intensif dari pemilik kos
secara proporsional, juga meningkatkan kesadaran dari orang tua untuk
memilihkan tempat kos bagi anak-anaknya yang layak dan aman. Selain itu, tentu
membekali putra-putri remaja dengan
benteng ajaran agama yang kokoh , karena sekuat-kuatnya mental seorang remaja
untuk tidak tergoda pola hidup seks bebas, kalau terus-menerus mengalami godaan
dan dalam kondisi sangat bebas dari kontrol, tentu suatu saat akan tergoda pula
untuk melakukannya.
Dan
hal yang tak kalah penting adalah
pembekalan tentang seks kepada remaja sedini mungkin, agar para remaja
memiliki pengetahuan yang benar dan akurat mengenai kesehatan, seksualitas dan
aspek-aspek kehidupannya, sehingga tak menjadi salah arah dalam membuat
keputusan dalam hidupnya.
Bertolak
dari fenomena yang memprihatinkan tentang seks bebas di kalangan remaja,
penulis yakin dan optimis, masih banyak remaja yang mempunyai sikap dan prinsip
yang kuat. Masiah banyak generasi-generasi emas yang dapat melanjutkan
eksistensi dan membangun negeri ini. Masih banyak remaja yang yang tidak
tenggelam dalam pusaran budaya seks bebas. Oleh karenanya kuatkan hati dan
mental terhadap godaan seks bebas dengan rumus ini : PACARAN + CINTA =
PERNIKAHAN, baru kemudian SEKS.
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini
adalah lagi-lagi moralitas dikalangan remaja mulai hancur dan terkikis banyak
pula penyebabnya.Dan apabila moralitas dikalangan remaja kita saat ini masih
hancur,tentu saya tidak dapat memprediksi masa depan indonesia seperti apa yang
terakhir apabila moral di kalangan remaja pada saat ini masih hancur tentu
persatuan dan kesatuan tidak akan terjalin dengan erat.
3.2.
Saran
1.
Pemerintah harus memberi bimbingan dan penyuluhan kepada para pemuda agar
tidak salah dalam memilih pergaulan.
2.
Di beritahukan dampak-dampak free sex mulai sejak SD.
3.
Para orang tua diharapkan memberi kasih sayang tidak hanya limpahan materi saja
tetapi perlu juga memperhatikan tingkah laku anak-anaknya agar tidak salah
jalan.
4..
Sebaiknya moral itu di pupuk sejak dini.
5.
Diadakannya kegiaatan keimanan di sekolah.
6.
Bagi para remajaIsilah hidup dengan kegiatan yang positif dan jangan mencoba
hal-hal yang memberikan kenikmatan sesaat.
7.
Sebaiknya orang tua ikut mengawasi pergaulan putra-putrinya.
DAFTAR
PUSAKA :
1.
Bambang Nianto Mulyo, MEd, Sri Handayani, MSi, Kurikulum 2004,Geografi
3.Solo:Tiga Serangkai.
2.
Tim Geografi SMU DKI,Kurikulum 1994 Suplemen GBPP1999,Geografi SMU Jilid
1,Jakarta:Erlangga
3.
www.google.com\\seks_bebas\\ diakses tanggal 18 April 2013 pukul 20:05 WIB
4.
http://sule-gratis.blogspot.com/2013/01/seks-bebas-di-kalangan-remaja-pelajar.html
5.
http://bekompas.blogspot.com