Sabtu, 06 November 2010

Bencana Banjir yang Merugikan

Banjir di Jakarta sudah menjadi bencana musiman yang tak kunjung terselesaikan. Bertahun-tahun pemerintah terus berbenah diri untuk menyelesaikan masalah banjir tersebut, namun apa daya banjir tak mau pergi juga dari Ibu Kota Jakarta. Terlebih lagi masyarakat yang tak kunjung sadar akan bahaya banjir yang terus-terusan melanda Jakarta, yang dengan sengaja membuang sampah sembarangan tanpa memikirkan dampak yang akan ditimbulkan. Permasalahan yang pasti disebabkan dari perbuatan tersebut ialah, tersendatnya saluran pembuangan air yang dapat menyebabkan banjir. Bukan hanya disebabkan oleh sampah saja, pembangunan ilegal di bantaran sungai juga dapat menyebabkan meluapnya air di sungai akibat penyempitan areal sungai akibat bangunan liar tesebut. Terlebih lagi sekarang yang intensitas curah hujannya melebihi rata-rata.
Warga Jakarta yang mengalami musibah banjir pastinya mengalami kerugian yang tidak sedikit. Dari kerusakan yang ditimbulkan oleh banjir, setiap tahunnya warga Jakarta harus mengeluarkan dana ekstra untuk perbaikan, bahkan membeli baru alat-alat rumah tangga yang rusak akibat terendam air.
Banjir juga menyebabkan banyak masalah lain, seperti menghabat pekerjaan dan kelancaran transportasi. Bayak pekerja yang terhambat perjalanan menuju tempat kerjanya akibat banjir yang menggenangi jalan-jalan di Jakarta. Pekerja jadi diharuskan mengambil jalan alternatif memutar yang jelas lebih jauh dari jalan yang biasa mereka lewati akibat banjir. Para pekerja juga harus menyiapkan uang ekstra untuk berjaga-jaga apabila kendaraan mereka mogok akibat terendam banjir. Bila sedang “apes” terkadang pengguna jalan bisa-bisa terperosok ke lubang-lubang galian yang belum sempat ditutup oleh para pekerja yang sedang membetulkan saluran air dipinggir jalan. Tidak sedikit dari korban yang terperosok tersebut mengalami kerugian yang cukup besar. Belum lagi pemotongan gaji dari perusahaan akibat dari keterlambatan masuk kerja atau tidak bisa masuk karena akses transportasi terputus.
Dengan keadaan tersebut timbul banyak kritikan terhadap pemerintah yang datangnya dari masyarakat yang mengeluh tentang masalah banjir yang tak kunjung selesai. Warga sudah geram dengan janji-janji pemerintah tentang penyelesaian terhadap masalah banjir. Efeknya ialah penolakan terhadap rencana-rencana yang dibuat oleh pemerintah yang dilakukan oleh warga sekitar yang berakibat bentrok antara warga dengan aparat pemerintahan, dan tidak dapat dipungkiri kemungkinan timbulnya korban.
Sebenarnya Pemerintah juga telah berusaha dalam melakukan pencegahan bencana banjir, namun tidak mudah dalam melakukan hal tersebut. Kejadian tersebut harusnya di sikapi dengan sigap oleh pemerintah, agar warga kota Jakarta ini tidak dihantui terus oleh rasa was-was karena banjir. Kita juga sebagai warganya harus menjaga kebersihan lingkungan, terutama menghindari membuang sampah sembarangan agar saluran-saluran air tidak tersumbat akibat sampah yang kita buang.
Walhi secara spesifik mengkritik kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Di bawah kepemimpinan Fauzi Bowo, tidak juga ada kebijakan yang mampu mempercepat akselerasi program penanggulangan banjir.
Banjir kian menghantui warga Jakarta, setelah Fauzi Bowo sendiri, Selasa, mengingatkan warga yang tinggal di dekat Kali Pesanggrahan agar waspada.
Dengan banyak fakta yang mengkhawatirkan itu, Walhi mendesak pemerintah bertindak cepat dan tepat. Walhi juga meminta masyarakat Jakarta kembali bersiap menghadapi banjir.
Secara terpisah, Pemerintah Kota Jakarta Timur mengimbau pelaksana Proyek BKT menjaga kebersihan jalan yang dilewati truk-truk proyek yang mengangkut tanah galian. ”Saya sudah menerima banyak keluhan warga tentang tanah yang berceceran di jalan itu,” ujarnya.
Oleh karena itu pemerintah dan warga –warganya harus bekerja sama dalam masalah ini. Agar dapat tercipta Jakarta yang indah dan bebas banjir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar